Pameran Tunggal Seni Visual Butet Kartaredjasa "Goro-goro: Bhineka Keramik" - Indonesia Kaya

Cari dengan kata kunci

Pameran Tunggal Seni Visual Butet Kartaredjasa “Goro-goro: Bhineka Keramik”

pameran-tunggal-seni-visual-butet-kartaredjasa-goro-goro-bhineka-keramik.jpg

Pameran Tunggal Seni Visual Butet Kartaredjasa “Goro-goro: Bhineka Keramik”

Butet menggunakan keramik sebagai media pengganti kanvas. Karya-karya yang dipamerkan dibuatnya dalam waktu tiga tahun terakhir. Ada keramik yang berbentuk persegi, oval, piring, dan lempengan tak beraturan maupun potongan karya yang ditata menjadi kolase.

Agenda Budaya

Seniman Butet Kartaredjasa untuk pertama kalinya memamerkan sekitar 138 karya seni rupa berbahan keramik bertajuk “Goro-goro: Bhineka Keramik” di Galeri Nasional Indonesia pada 30 November – 12 Desember 2017.

Butet menggunakan keramik sebagai media pengganti kanvas. Karya-karya yang dipamerkan dibuatnya dalam waktu tiga tahun terakhir. Ada keramik yang berbentuk persegi, oval, piring, dan lempengan tak beraturan maupun potongan karya yang ditata menjadi kolase. Patung keramik, batu bata dari bangunan kota lama Semarang serta instalasi seni berupa bingkai pintu kayu juga turut dipamerkan.

Lewat ratusan karya tersebut, Butet menyinggung permasalahan sosial, politik, budaya, serta keagamaan. Ada figur Gus Dur, Jokowi, Buddha, sosok Yesus, tokoh-tokoh Punakawan, gunung dalam nuansa montase, fragmen ornamental, dekoratif, dan lain-lain.

Istilah “goro-goro” dipilih sebagai eksibisi perdana dari Butet, Goro-goro adalah situasi di mana tata sosial atau moral terjadi jungkir balik. Kita kembali melihat diri kita dan alam sekitar sehingga tidak terjebak dalam situasi goro-goro.

Baca juga: Ruang Seni Pertunjukan GIK

Semoga kegiatan ini mampu memberikan inspirasi kepada masyarakat terutama generasi muda untuk terus berkarya serta meningkatkan rasa cinta dan kebanggaan sebagai bangsa Indonesia. Mencintai budaya adalah wujud rasa bangga dan cinta kita terhadap Indonesia, karena yang menyatukan bangsa adalah budaya. Cinta Budaya, Cinta Indonesia.

Tagar: