Pentas Indonesia Kita ke-30 yang digawangi oleh trio seniman kreatif Butet Kartaredjasa, Agus Noor dan Djaduk Ferianto dan didukung oleh Bakti Budaya Djarum Foundation mengambil lakon Orang Orang Berduit ditampilkan pada 5 dan 6 Oktober 2018 di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, Jakarta.
Lakon ini bercerita tentang dua orang kaya, yang eksentrik, bersaing dan bermusuhan. Ada rahasia di antara kedua orang kaya itu. Dan rahasia itu tersimpan dalam koper merah yang misterius. Nyonya kaya raya pemilik koper merah, memberi perintah kepada asisten pribadinya agar menjaga koper merah itu dengan penuh tanggung jawab. Tidak ada yang boleh membuka isi koper merah itu kecuali sang nyonya. Nyonya kaya itu juga punya koleksi empat suami yang antik. Dan empat suami itu cemburu ketika sang nyonya kaya mencintai seorang yang miskin.
Lakon Orang Orang Berduit ini menjadi refleksi atas situasi sosial di masyarakat kita. Dengan gaya dan ciri khas Indonesia Kita yang jenaka dan penuh humor, pementasan diharapkan dapat menjadi suatu ibadah kebudayaan untuk merawat ke-Indonesiaan kita.
“Selain menggabungkan elemen-elemen seni pertunjukan seperti drama, komedi, musik dan tari, pentas kali ini juga akan menggunakan teknik multimedia dan tata cahaya artistik. Bukan hanya untuk menghidupkan skenario panggung, tetapi juga untuk melakukan eksplorasi-eksplorasi teknologi kerja kreatif,” ujar Agus Noor selaku Direktur Kreatif Program Indonesia Kita yang juga berperan sebagai sutradara pementasan ini.
Dengan gaya komedi satir, lakon ini disusun Agus Noor dengan mencampuradukkan gaya misteri, action dan roman. Apalagi di dalamnya ada suasana intrik politik. Dua orang berduit dan berkuasa, yaitu seorang Tuan dan seorang Nyonya, yang selalu menyembunyikan permusuhannya.
Lakon Orang Orang Berduit ini menjadi penutup tema “Budaya Pop: Dari Lampau Ke Zaman Now” yang yang diangkat Indonesia Kita tahun ini. “Proses kerja bersama secara terus menerus adalah semangat dan motivasi kami yang sejak awal ingin menjadikan Indonesia Kita sebagai laboratorium kreatif seni pertunjukan. Sejauh ini kolaborasi kami dengan seniman dan pelaku seni dari berbagai daerah, baru mencapai 29 pertunjukan. Semoga di masa mendatang, bisa berkolaborasi lebih banyak lagi,” ujar penggagas ide program Indonesia Kita, Butet Kartaredjasa.
Pementasan ini menghadirkan Butet Kartaredjasa, Cak Lontong, Akbar, Marwoto, Susilo Nugroho, Joned, Wisben, Andy Eswe, Mery Sinaga, Sruti Respati, Desy JKT48, Yu Ningsih, Alexandra Gottardo, Flora Simatupang, Cicilia King, Djihan Raundha & Novita “Inong”. Lantunan musik Jakarta Street Music dengan arahan Arie Pekar sebagai penata musik mengiringi tarian I-Move Project yang hadir dengan menampilkan tarian yang dikonsep Josh Marcy sebagai penata tari yang menyatu dengan tampilan artistik panggung oleh Ong Hari Wahyu.
“Dengan caranya yang unik, Indonesia Kita memperlihatkan proses kreativitas sebuah generasi dalam hal menanggapi perubahan zaman, sekaligus kehendak untuk mengolah tradisi agar terus relevan dengan situasi terkini. Indonesia Kita juga telah menggandeng banyak seniman dan pegiat seni pertunjukan melalui berbagai pementasan yang dilakukan sejak muncul pada 2011 yang lalu. Hal ini mejadi pendorong bagi para seniman untuk berkomitmen dan mengemas ide dan karya mereka dengan tampilan yang lebih populer sehingga dapat diterima masyarakat, khususnya generasi muda,” ujar Renitasari Adrian, Program Director Bakti Budaya Djarum Foundation.
Semoga kegiatan ini mampu memberikan inspirasi kepada masyarakat terutama generasi muda untuk terus berkarya serta meningkatkan rasa cinta dan kebanggaan sebagai bangsa Indonesia. Mencintai budaya adalah wujud rasa bangga dan cinta kita terhadap Indonesia, karena yang menyatukan bangsa adalah budaya. Cinta Budaya, Cinta Indonesia.