Padepokan Seni Bagong Kussudiardja (PSBK) yang didirikan oleh alm. Bagong Kussudiardja di Kabupaten Bantul, D.I. Yogyakarta pada tahun 1978, merupakan tempat kesenian yang mempunyai nilai monumental sebagai tempat belajar seni-nya kesenian. Keberadaan PSBK sejak awal berdirinya, telah menjadi pusat perhatian atas pertumbuhan dan perkembangan nilai seni yang ada di kesenian, baik yang diwujudkan dalam bentuk karya kesenian, maupun yang diwujudkan untuk keindahan hidup manusia dan masyarakat.
Fasilitas PSBK didukung aset fisik berupa kompleks seluas 5.000 meter² dengan bangunan fisik yang mendukung dan mewujudkan berbagai nilai belajar seni serta tempat kegiatan berkesenian PSBK (latihan, pelatihan, proses penciptaan seni, kolaborasi seni, presentasi seni yang berwujud pertunjukan-pameran, workshop seni, kunjungan seni, dan berbincang seni). Kompleks padepokan ini pun dipakai sebagai studio untuk 4 grup kelompok seni yaitu, Kua Etnika, Sinten Remen, Teater Gandrik, dan Pusat Latihan Tari (PLT) Bagong Kussudiardja.
Salah satu bentuk Program Presentasi di Padepokan Seni Bagong Kussudiardja (PSBK) adalah Jagongan Wagen (JW) yang digulirkan untuk membawa seniman dan masyarakat secara bersama-sama berpartisipasi dalam mengembangkan kreatifitas melalui praktek pertunjukan di PSBK. Bentuk kesenian yang dikedepankan dalam progam JW adalah sebuah ruang belajar dan berkarya dengan memadukan berbagai kekuatan disiplin kesenian yang berbeda.
Pada tahun 2018, Jagongan Wagen sukses berlangsung selama 10 kali dengan mengangkat tema acara yang berbeda-beda di tiap bulan pelaksanaannya. DS DS Invisible Costs (Jagongan Wagen Edisi Februari 2018), Ngetutke Rasa (Jagongan Wagen Edisi Maret 2018), Pertemuan Kita (Jagongan Wagen Edisi April 2018), Wedhung Pace (Jagongan Wagen Edisi Mei 2018), Kloewoeng (Jagongan Wagen Edisi Juli 2018), Bintang Kecil Di Langit Yang Biru (Jagongan Wagen Edisi Agustus 2018), Simpang Jalan Menuju Rumah (Jagongan Wagen Edisi September 2018), Gelar Seni Gugus Bagong (agongan Wagen Edisi Oktober 2018), Sua Suara (Jagongan Wagen Edisi November 2018), dan Human (Jagongan Wagen Edisi Desember 2018).
Program lain yang sukses berlangsung pada tahun 2018 adalah Ruang Seni Rupa, yaitu ruang belajar, berekspresi dan berapresiasi melalui media seni rupa baik dua dimensi maupun tiga dimensi. Seniman dan masyarakat umum dapat berinteraksi dalam ruang tersebut dan akhirnya dapat berbagi gagasan-gagasan kreatif baru. Empat kegiatan pameran Ruang Seni Rupa menghadirkan tema Titik Temu, Di Antara Dua Dunia, Dongeng Tentang Kemerdekaan, Menakar yang Gentar dan Gemetar.
Semoga kegiatan ini mampu memberikan inspirasi kepada masyarakat terutama generasi muda untuk terus berkarya serta meningkatkan rasa cinta dan kebanggaan sebagai bangsa Indonesia. Mencintai budaya adalah wujud rasa bangga dan cinta kita terhadap Indonesia, karena yang menyatukan bangsa adalah budaya. Cinta Budaya, Cinta Indonesia.