Dengan tema Budaya Pop: Dari Lampau ke Zaman Now, program Indonesia Kita yang didukung oleh Bakti Budaya Djarum Foundation mempersembahkan lakon terbarunya yang berjudul Brigade Orgil. Lakon ini, diselenggarakan di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, tanggal 10 dan 11 Agustus 2018.
“Program Indonesia Kita hadir sebagai salah satu upaya untuk memelihara semangat dan rasa cinta bagi Indonesia melalui jalan kebudayaan. Dalam perjalanannya selama delapan tahun terakhir ini, Indonesia Kita mampu menjadi magnet bagi masyarakat yang menikmati dan mencintai dunia seni teater. Kepiawaian tim kreatif yang didukung oleh banyak pihak berhasil menjadikan Indonesia Kita memberikan sajian teater yang menghibur tanpa menghilangkan makna yang ingin disampaikan,” ujar Renitasari Adrian, Program Director Bakti Budaya Djarum Foundation.
Sejak 2011, Indonesia Kita telah menggelar 28 pentas dalam berbagai judul lakon. Perjalanan Indonesia Kita yang berproses terus menerus selama delapan tahun terakhir, telah menarik perhatian institusi pendidikan untuk melibatkan para akademisi terlibat langsung di dalam proses kreatif pertunjukan Indonesia Kita. Perhatian tersebut datang dari Fakultas Seni Pertunjukan Institut Kesenian Jakarta (FSP IKJ), yang menyatakan ingin bekerja bersama dalam proses produksi bersama Indonesia Kita dan kemudian disambut baik oleh Butet Kartaredjasa. Hal ini yang membuat panggung Indonesia Kita berbeda dalam mementaskan pertunjukan ke-29.
Bermula dari keinginan Dekan FSP IKJ, Lusiati Kusumaningdiah yang ingin menghadirkan suatu pertunjukan bersama antara dosen dan mahasiswa dari berbagai program studi di fakultas seni pertunjukan menjelang 50 tahun IKJ pada 2020 mendatang. Lusiati mengatakan, “Indonesia Kita sudah berpengalaman dalam mementaskan berbagai pertunjukan dan mampu menggalang penonton. Bagi kami ini merupakan hal positif, dan kami ingin mahasiswa FSP IKJ memahami dan melakukan kerja profesional di bidang kesenian, karena selama saya kuliah di IKJ sejak 1984 sampai saat ini, belum pernah terjadi pertunjukan yang mengatasnamakan fakultas.”
Senada dengan itu, Dosen senior FSP IKJ, Gandung Bondowoso yang dalam kolaborasi ini bertindak sebagai Tim Kreatif menyatakan, “Kolaborasi mahasiswa, alumni dan Dosen Fakultas Seni Pertunjukan IKJ dengan pemain profesional Indonesia Kita adalah sebuah kesempatan baru dalam hal kerja sama. Melalui momen bekerja sama ini, para mahasiwa akan mendapatkan berbagai pengalaman dan wahana baru, khususnya berteater di luar mazhab realis. Mahasiswa perlu tahu bahwa di luar pakem realis itu ada jenis-jenis mazhab teater yang lain.”
Brigade Orgil adalah kisah yang terjadi di sebuah negeri, bernama Negeri Gilabeh yang sedang terjadi wabah yang aneh dan mencemaskan. Semua orang seperti terserang kegilaan, lalu mereka teringat sebuah ramalan, bahwa pada suatu hari akan datang wabah aneh yang membuat semua orang menjadi kehilangan kewarasan.
Wabah aneh itu memuncak ketika tak seorang pun mau menjadi pejabat atau pemimpin dan Negeri Gilabeh terancam vakum. Bagaimana tidak khawatir akan kevakuman, apabila yang terjadi ketika dilakukan pemilihan umum, yang menang justru kotak kosong? Bagaimana pun Negeri Gilabeh tak boleh bubar. Untuk itu pemilihan umum harus diulang, harus ada yang maju menjadi pemimpin. Namun sayangnya, tak ada yang mau. Semua kader partai mundur teratur, menjadi pemimpin adalah beban dan kutukan, bisa-bisa nasib mereka berakhir di penjara. Lalu dengan siasat yang rapi, mendadak ditetapkan satu orang yang dipaksa untuk maju jadi pemimpin. Sejarah orang ini misterius, tiba-tiba saja dipilih menjadi pemimpin. Baru belakangan diketahui, orang ini adalah orang gila yang kabur dari rumah sakit.
Di tengah kegilaan, maka orang gila menjadi tidak nampak gila. Bahkan sebaliknya, di tengah wabah kegilaan, orang yang tak gila justru terlihat gila. Pemimpin baru lahir di Negeri Gilabeh dengan pemikiran dan ide-ide cemerlang. Ide dan gagasannya memang terkesan gila tetapi justru masuk akal dan bisa diterima semua orang. Keputusan-keputusan ganjil justru terasa masuk akal.
Para politisi bersaing menggunakan bermacam kegilaan untuk mencapai tujuan. Mereka mengorganisir orang-orang dan membentuk kekuatan barisan. Setiap anggotanya harus menjadi gila lebih dulu. Harus dites dan diuji kadar kegilaannya. Syarat menjadi anggota yang baik adalah lulus ujian kegilaan dan mendapatkan sertifikat dan kartu anggota Brigade Orgil.
Brigade Orgil merupakan lakon kocak penuh ironi yang menggambarkan sebuah zaman ketika yang gila dan tidak gila telah sulit dibedakan.
“Ajakan berproses bersama FSP IKJ merupakan suatu kehormatan bagi Indonesia Kita. Apa yang menjadi semangat kami untuk menjadikan Indonesia Kita sebagai laboratorium kreatif semakin bervariasi. Kerja bersama institusi pendidikan akan menjadi berbeda dalam pentas Indonesia Kita ke-29 ini di mana Indonesia Kita dapat dilihat dari sudut pandang akademis,” ujar Butet Kartaredjasa selaku tim kreatif Indonesia Kita.
Semoga kegiatan ini mampu memberikan inspirasi kepada masyarakat terutama generasi muda untuk terus berkarya serta meningkatkan rasa cinta dan kebanggaan sebagai bangsa Indonesia. Mencintai budaya adalah wujud rasa bangga dan cinta kita terhadap Indonesia, karena yang menyatukan bangsa adalah budaya. Cinta Budaya, Cinta Indonesia.