Borobudur Writers & Cultural Festival Tahun 2016 - Indonesia Kaya

Cari dengan kata kunci

Borobudur Writers & Cultural Festival Tahun 2016

borobudur-writers-cultural-festival-tahun-20162.jpg

Borobudur Writers & Cultural Festival Tahun 2016

Sebuah perhelatan budaya Borobudur Writers’ & Cultural Festival (BWCF) yang melibatkan para budayawan terkemuka, akademisi, pakar sejarah, sastrawan, arkeolog, rohaniwan, penulis buku, dalang, filolog dan sebagainya digelar di Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, dan Yogyakarta, pada tanggal 5 hingga 8 Oktober 2016.

Agenda Budaya

Sebuah perhelatan budaya Borobudur Writers’ & Cultural Festival (BWCF) yang melibatkan para budayawan terkemuka, akademisi, pakar sejarah, sastrawan, arkeolog, rohaniwan, penulis buku, dalang, filolog dan sebagainya digelar di Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, dan Yogyakarta, pada tanggal 5 hingga 8 Oktober 2016. Perhelatan yang diselenggarakan oleh Samana Foundation ini mengambil tema “Setelah 200 Tahun Serat Centhini: Erotisisme dan Religiusitas dalam Kitab-Kitab Nusantara”.

Ini adalah penyelenggaraan festival tahunan yang kelima. Acara utama perhelatan ini adalah seminar, pidato kebudayaan, musyawarah penerbit-penulis, workshop penulisan cerita pendek, pemutaran film, pameran foto, pameran lukisan, pameran buku, pementasan pergelaran kesenian dari berbagai daerah di Indonesia, dan pemberian penghargaan Sang Hyang Kamahayanikan Award.

Pada pertemuan tersebut tampil para pembicara seperti Prof. Dr. Timbul Haryono, Prof. Dr. Robert Sibarani, Dr. Halilintar Lathief, Dr. Karsono W. Saputro, Dr. Muhlis Hadrawi, Dr. Gadis Arivia, Dr. Emanuel Subangun, Dr. Katrin Bandel, Sudibyo, M Hum., Arswendo Atmowiloto, Dr. Kris Budiman, Prof. Dr. Suwardi Endraswara, Prof. Dr. Faruk HT, Elizabeth D. Inandiak, Kartika Setyowati, Drs. Dwi Cahyono, M.Hum., Agus Wahyudi, KH. Agus Sunyoto, Tommy Christomy, Ph.D., Salfia Rahmawati, Raja Suzana, Dinar Rahayu, dan masih banyak lagi. Festival ini terbuka bagi masyarakat umum, baik sebagai peserta maupun penonton.

Acara pertunjukan seni menampilkan kesenian dari Komunitas Lima Gunung, pementasan PM Toh, pembacaan puisi para penyair dari berbagai daerah, Komunitas Bissu (Sulawesi Selatan), Reyog Bulkiyo, Blitar, Gazer Lana, dan lain-lain. Samana Foundation sebagai penyelenggara festival ini adalah sebuah lembaga nir-laba yang didirikan oleh sekelompok anak muda pecinta sejarah dan budaya Nusantara. Kali ini Samana Foundation bekerjasama dengan Badan Ekonomi Kreatif serta didukung oleh Bakti Budaya Djarum Foundation.

Tagar: