

Kala dan Nyala Dua Penjaga Tungku Kehidupan oleh Titimangsa – 19.00
Persembahan teater yang mengingatkan kembali nilai-nilai kehidupan di dalam seni tradisi, sebuah representasi Nusantara.
-
18 Oktober @ 7:00 pm - 18 Oktober @ 8:00 pm
-
Galeri Indonesia Kaya
-
Gratis
-
Semua Umur
Reservasi Tiket
Agenda Budaya
Titimangsa mempersembahkan sebuah teater alegoris dengan unsur fantasi tentang mengingat kembali nilai-nilai kehidupan yang ada di dalam seni tradisi, tidak spesifik dari budaya tertentu, melainkan representasi tradisi-tradisi yang ada di Nusantara. Narator sebagai pusat alur dan gerbang transisi cerita, sesekali bernyanyi atau menembang. Para pemain pun sesekali menari dan bernyanyi. Bukan teater musikal, tetapi memiliki unsur musikal.
Pertunjukan ini bercerita tentang Kala, sang penjaga waktu, dan Nyala, sang penjaga semangat (renjana). Keduanya menghadapi krisis besar; sumbu api Tungku Kehidupan meredup. Tanpa nyala itu, peradaban akan membeku dan Nusantara terancam lenyap. Untuk mencegahnya padam total, mereka menempuh perjalanan lintas ruang dan waktu, menyusuri jejak api-api kecil di tiga tempat.
Kala dan Nyala bertemu Maestro di tiga tempat, yang mengingatkan bahwa api Tungku Kehidupan padam karena manusia-manusia zaman sekarang lupa nilai-nilai kehidupan, lupa tentang tiga hal yang perlu dijaga oleh manusia, yaitu hubungan dengan Tuhan, hubungan dengan sesama manusia, dan hubungan dengan alam. Para Maestro menunjukkan bahwa nilai-nilai itu ada dalam budaya tradisi Nusantara, bisa dilihat dari kesenian tradisional yang ada, misalnya dalam musik yang spiritual, tari yang memerlukan kerja sama, dan cerita rakyat yang mengisahkan harmoni dengan alam.
Tentang Penyelenggara
TITIMANGSA bergerak di bidang budaya, terutama seni pertunjukan. Titimangsa banyak mengalihwahanakan karya-karya sastra Indonesia ke dalam bentuk lain, seperti seni pertunjukan, podcast dan film. Selain kesusastraan, Titimangsa juga selalu berupaya menghadirkan unsur sejarah dan budaya tradisi Nusantara dalam kekaryaannya, agar pengetahuan tersebut terus bergulir kepada generasi muda. Hingga kini, Titimangsa percaya kerja budaya yang konsisten dapat terjadi berkat kolaborasi dari beragam pilihan profesi dan media. Pertunjukan Titimangsa disajikan dalam format yang adaptif terhadap perkembangan zaman sehingga menarik minat pencinta teater maupun kalangan luas dari berbagai latar belakang.
TITIMANGSA didirikan oleh Happy Salma dan Yulia Evina Bhara. Secara harfiah, titimangsa berarti “masa” atau “waktu”; dan secara makna mengacu pada sebuah jembatan atau titian yang menghubungkan masa lalu, masa sekarang, dan masa depan. Titimangsa hadir sebagai wadah bagi ragam minat yang berhubungan dengan karya seni pertunjukan, sastra, sejarah, dan budaya tradisi Nusantara. Selama 17 tahun ini Titimangsa telah memproduksi lebih dari 88 program, mulai dari pertunjukan teater, pentas monolog, pertunjukan seni tradisi, siniar, festival kelas, hingga penerbitan buku biografi kreatif.
Titimangsa terus berupaya menjadi salah satu wadah bagi siapa pun yang tertarik dengan dunia seni pertunjukan. Kata kunci dari seluruh kerja Titimangsa adalah “kolaborasi” yang melibatkan banyak kolaborator lintas profesi dan media. Titimangsa juga membuka pintu bagi talenta-talenta potensial. Semenjak 2018, Titimangsa membuka kelas-kelas seputar seni pertunjukan, seperti kelas akting, kelas manajemen produksi, kelas manajemen panggung, kelas desain panggung, kelas penyutradaraan, kelas menulis naskah drama, hingga kelas kostum. Semua kelas Titimangsa diampu oleh pelaku seni profesional. Peserta kelas nantinya akan dilibatkan dalam berbagai produksi Titimangsa.