Dahulu menara ini menjadi menara pemantau bagi kapal-kapal yang keluar masuk Kota Batavia melalui jalur laut. Dibangun sekitar tahun 1839, inilah Menara Syahbandar, salah satu bangunan tua di Jakarta yang menyimpan banyak cerita sejarah batavia tempo dulu.
Menara yang terletak di sudut Jalan Pakin dan Jalan Pasar Ikan, Sunda Kelapa, Jakarta, ini dahulu juga difungsikan sebagai kantor ‘pabean’ tempat mengumpulkan pajak atas barang-barang yang dibongkar di Pelabuhan Sunda Kelapa.
Konon, di menara yang dahulu dikenal dengan nama Uitkijk ini Pemerintah Kolonial Belanda membangun sebuah terowongan tepat di bawah Menara Syahbandar. Terowongan ini menghubungkan menara dengan Benteng Frederik Hendrik yang kemudian dibongkar dan lokasi ini sekarang telah menjadi sebuah masjid yang kini dikenal dengan Masjid Istiqlal.
Menara yang memiliki ketinggian 12 meter ini juga memiliki keunikan tersendiri. Seiring berjalannya waktu, perlahan-lahan menara ini mengalami kemiringan sehingga menara ini kerap dijuluki ‘menara miring’. Selain itu, lokasi menara yang berdekatan dengan pelabuhan membuat menara ini sering dilewati kendaraan berat yang membuat menara ini merasakan getaran. Tidak jarang masyarakat sekitar menyebut menara ini dengan sebutan ‘menara goyang’.
Pada sekitar awal April 2007, Pemerintah Provinsi DKI telah melakukan perbaikan terhadap menara ini sebagai realisasi program revitalisasi Kota Tua yang dicanangkan sejak tahun 2006. [Tauhid/IndonesiaKaya]