Mengenang Maestro Seni Budaya Ki Narto Sabdho - Indonesia Kaya

Cari dengan kata kunci

Mengenang Maestro Seni Budaya Ki Narto Sabdho

mengenang-maestro-seni-budaya-ki-narto-sabdho1.jpg

Mengenang Maestro Seni Budaya Ki Narto Sabdho

Dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional, komunitas seni budaya di Kota Semarang yang terdiri dari Paguyuban Puji Langgeng Pandhemen Ki Narto Sabdho, Studio Seni Amerta Laksita

Agenda Budaya

Dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional, komunitas seni budaya di Kota Semarang yang terdiri dari Paguyuban Puji Langgeng Pandhemen Ki Narto Sabdho, Studio Seni Amerta Laksita, didukung oleh Paguyuban Karyawan BCA Pecinta Wayang (Asia Wangi), Rumah Wayang Pulangasih dan UNIMA Indonesia mengadakan kegiatan pertunjukan budaya mengenang Sang Maestro Ki Narto Sabdo sebagai tokoh pendidikan di Bidang Seni Budaya.

Ki Narto Sabdho lahir di Klaten, 25 Agustus 1925 adalah seorang seniman musik dan dalang wayang kulit legendaris dari Jawa Tengah. Beliau adalah dalang wayang kulit terbaik yang pernah dimiliki Indonesia dan belum tergantikan sampai saat ini.

Acara yang mendapat dukungan dari Bakti Budaya Djarum Foundation dan BCA, juga dimaksudkan untuk mengenalkan kembali karya-karya Ki Narto Sabdho, terutama kepada generasi muda. Oleh karena itu dalam acara yang digelar seharian di tanggal 1 Mei 2016 juga melibatkan karawitan dan sajian tari dari pelajar di Kota Semarang.

Rangkaian kegiatan dibuka dengan Karawitan Pelajar, dilanjutkan Ngalap Berkah di makam ki Narto Sabdho, untuk mendoakan arwah beliau, dilanjutkan dengan kirab dalang dari makam Ki Narto Sabdo di Pemakaman Bergota menuju Taman Budaya Raden Saleh Semarang.

Puncak acara kegiatan Gelar Maha Karya Ki Narto Sabdho menampilkan Konser Gamelan, dengan  bintang tamu Swarawati dan Niyaga karawitan Condhong Raos yang masih ada, diantaranya Swarawati Nyi Ngatirah dan pengrawit Bapak Tanto dan Bapak Suraji . Acara juga menampilkan Fragmen Maha Karya Sang Maestro Ki Narto Sabdho yang dalam sajiannya membawakan kolaborasi antara penyair Soekamto Gullit dengan swarawati Nyi Ngatirah membawakan Bowo Dhandang Gula Semarangan, dan pertunjukan Rampak Dalang oleh 8 dalang Paguyuban Puji Langgeng Pandhememen Ki Narto Sabdo dan acara ditutup dengan Pagelaran Wayang Kulit semalam suntuk oleh dalang Ki Joko Bodas mengambil lakon Tut Wuri Handayani (Sang Dwija).

Semoga kegiatan ini mampu memberikan inspirasi kepada masyarakat terutama generasi muda untuk terus berkarya serta meningkatkan rasa cinta dan kebanggaan sebagai bangsa Indonesia. Mencintai budaya adalah wujud rasa bangga dan cinta kita terhadap Indonesia, karena yang menyatukan bangsa adalah budaya. Cinta Budaya, Cinta Indonesia.

Tagar: