Setelah pementasan pada 19 Desember tahun 2015 di Hutan Kota Kali Pesanggrahan Lebak Bulus, Lab Teater kembali mementaskan pertunjukan berjudul Mata Air Mata di kota Manokwari. Kali ini, Lab Teater menjalin kerjasama dengan komunitas seni Kipas Budaya dan BEM SILVA UNIPA serta didukung oleh Bakti Budaya Djarum Foundation. Pementasan diselenggarakan pada hari Selasa 17 Mei 2016 pukul 19.30, di Hutan Buatan Fakultas Kehutanan Universitas Negeri Papua. Lakon tersebut mengangkat tema krisis ekologis dan problematika urban yang disebabkan minimnya kesadaran manusia akan arti keseimbangan alam sampai detik ini.
Lakon dimainkan di tempat terbuka, dekat rumpun bambu dengan format area penonton setengah lingkaran. Tata cahaya menggunakan lampu panggung standar yang biasa digunakan di gedung pertunjukan. Sebagian lampu diletakan di bagian bawah pohon besar dan bambu. Ditambah puluhan lampu minyak (obor) yang tersebar di sejumlah titik sekitar panggung dan area penonton. Keadaan yang dibuat penuh suasana haru biru di bagian pembuka dan penutup dikreasi dengan nyala lampu yang terang benderang seketika, ditambah kepulan asap di antara pepohonan dan rumpun bambu. Lalu diperkuat cahaya proyektor yang menguatkan proses pembakaran hutan.
Acara ini dikemas dengan workshop kolaborasi pertunjukan panggung teater selama dua hari pra pementasan dan Diskusi pasca Pementasan, bersama; Prof.Charlie Heatubun (guru besar termuda Papua bidang kehutanan), Dr.Ngurah Suryawan (Antropolog) dan Adolf Tapilatu (Seniman). Peserta Workshop Kolaborasi pertunjukan terdiri dari seniman pertunjukan dan mahasiswa di Manokwari sebanyak maksimal 40 orang.
Semoga kegiatan ini mampu memberikan inspirasi kepada masyarakat terutama generasi muda untuk terus berkarya serta meningkatkan rasa cinta dan kebanggaan sebagai bangsa Indonesia. Mencintai budaya adalah wujud rasa bangga dan cinta kita terhadap Indonesia, karena yang menyatukan bangsa adalah budaya. Cinta Budaya, Cinta Indonesia.