Wakil Presiden Jusuf Kalla meluncurkan buku puisi setebal 2016 halaman berjudul Matahari Cinta Samudra Kata. Buku yang disusun penyair Rida K. Liamsi itu berisi karya dari 216 penyair Indonesia. “Penyair tertua yang puisinya ikut di antologi ini 80 tahun sementara yang termuda 14 tahun,” kata Rida K Liamsi yang juga insiator sekaligus salah seorang deklarator Hari Puisi Indonesia.
Menurut Rida, tebal buku 2016 halaman HPI tahun 2016 itu belum termasuk halaman romawi. “Sementara ini adalah buku puisi tertebal di Indonesia,” ujarnya. Menurut Rida, di buku itu juga termaktub puisi Jusuf Kalla. “Puisi Pak JK menjadi semacam pengantar buku itu. Panitia berharap buku dapat diluncurkan bersama Pak JK sekaligus membaca puisi di sana.”
Puncak Hari Puisi Indonesia 2016 digelar di Taman Ismail Marzuki (TIM) Jakarta, 11-12 Oktober 2016. Ketua Panitia HPI 2016 Asrizal Nur mengatakan Wakil Presiden Jusuf Kalla hadir untuk memberi sambutan sekaligus meluncurkan buku puisi itu Hari Puisi dalam Malam Anugerah Hari Puisi Indonesia 2016 di Graha Bhakti Budaya TIM pada 12 Oktober2016. “Bapak Wakil Presiden juga menyerahkan Anugerah Hari Puisi Indonesia,” kata Asrizal Nur.
baca : mengapa jassin bersusah payah mengumpulkan dokumentasi sastra
Terpilih lima nomine terbaik yaitu, buku kupulan puisi Ketika Rumputan Bertemu Tuhan karya Ahmadun Yosi Herfanda, Kidung Cisadane karya Rini Intama, Lukisan Anonim karya Umi Kulsum, Percakapan Tan dan Riwayat Kuldi Para Pemuja Sajak karya Tjahjono Widarmanto, dan Wathathitha karya Sosiawan Leak. Terpilih sebagai buku puisi terbaik (pemenang utama) sayembara tahun ini adalah Pena Sudah Diangkat, Kertas Sudah Mengering karya Hasan Aspahani.
Buku-buku itu terpilih dari 245 buku puisi yang masuk ke panitia HPI 2016. Jumlah ini meningkat lebih dari seratus persen karena pada tahun 2015, buku puisi yang masuk sebanyak 113 buku. Pemenang utama mendapatkan hadiah Rp 50 juta dan lima buku pilihan dengan hadiah masing-masing Rp10 juta.
Perayaan tahunan ini didukung oleh Indopos, Taman Ismail Marzuki, Bakti Budaya Djarum Foundation, Galeri Indonesia Kaya, Pusat Dokumentasi Sastra HB Jassin, Kementerian Agama RI, Kementerian Tenaga Kerja, para sastrawan seluruh Indonesia dan berbagai pihak lainnya.
Hari Puisi Indonesia dideklarasikan di Pekanbaru, Riau, pada 22 November 2012. Deklarasi itu dihadiri oleh sekitar 40 penyair yang mewakili berbagai provinsi di Indonesia. Selanjutnya, tiap daerah memperingati sendiri-sendiri hari puisi tiap 26 Juli, yang merupakan hari kelahiran Penyair Chairil Anwar. “Selama ini di sejumlah daerah penyair memperingatinya dengan cara masing-masing. Puncak peringatan Hari Puisi Indonesia diadakan di Jakarta,” tutur Asrizal.
Sekretaris Panitia HPI Mustafa Ismail menambahkan peringatan hari puisi itu melibatkan ratusan penyair/deklamator dan tokoh masyarakat yang akan membaca puisi dalam beberapa panggung. Acara dimulai pada 11 Oktober 2016 pukul 14.00-24.00 dengan Pangung Apresiasi di Parkiran TIM. Ada sekitar 200 penyair/deklamator menandaftar untuk tampil, baik personal maupun kelompok. “Itu belum termasuk pembaca puisi yang mendaftar secara dadakan di lokasi acara.”
Pembacaan puisi juga dilakukan di acara Parade Puisi di Graha Bhakti Budaya Taman Ismail Marzuki pada 12 Oktober 2016 pukul 13.30. Di sini, pembacaan puisi melibatkan tokoh masyarakat, pejabat, pengusaha, kepala daerah, duta besar negara sahabat dan sejumlah deklarator Hari Puisi Indonesia. “Lebih 30 orang membaca puisi di Parade Puisi ini,” ujar Mustafa lagi.
Puncaknya adalah Malam Anugerah Hari Puisi Indonesia di Graha Bhakti Budaya pada 12 Oktober pukul 19.00. Acara diisi dengan pembacaan puisi oleh sejumlah tokoh seperti Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, penyair Sutardji Calzoum Bachri, Nissa Rengganis, Duta Besar Tunisia HE Mr Mourad Belhassen, Dubes RI di Azerbaijan Husnan Bey Fananie, dan Mrs Joanna Azzi dari Kedutaan Besar Lebanon.
Selain baca puisi, puncak Hari Puisi Indonesia diisi pidato kebudayaan oleh sastrawan Rida K Liamsi dan pengumuman pemenang Sayembara Buku Puisi berhadiah total Rp 100 juta. Tahun ini, ada 245 judul buku puisi yang bertarung memperebutkan Anugerah Hari Puisi Indonesia dari 255 judul yang masuk. Cukup banyak judul buku yang tidak lolos persyaratan untuk masuk penjurian. Jumlah pengirim buku untuk sayembara ini melonjak dratis dibandingkan tahun lalu yang hanya 111 judul buku puisi.
Dewan juri sayembara ini terdiri dari Sutardji Calzoum Bachri, Abdul Hadi WM dan Maman S Mahayana. “Pemenang utama mendapatkan hadiah Rp 50 juta dan lima buku pilihan dengan hadiah masing-masing Rp10 juta,” kata Nel Sukini, Kordinator Sayembara Buku Puisi HPI.
Salah seorang dewan juri, Maman S Mahayana, mengatakan melihat dari jumlah buku yang masuk menunjukkan iklim perpuisian Indonesia sangat menggairahkan. “Buku-buku puisi peserta banyak yang bagus-bagus. Mereka serius menulis puisi. Sehingga tidak mudah memilih dari sekian banyak itu menjadi 15 nomine,” ujar dosen sastra di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia itu.
“Para penyair itu sadar betul untuk melakukan eksplorasi estetika sehingga menghasilkan karya-karya yang mengejutkan.” Maka itu, menurut Maman, di antara pemenang nanti akan muncul nama-nama baru yang tidak populer bahkan tak dikenal di dunia kepenyairan. “Tapi penjelajahan mereka luar biasa pesat,” kata Maman lagi.