Berawal dari komitmen untuk terus memperkenalkan dan melestarikan kebudayaan Indonesia khususnya generasi muda agar tidak kehilangan identitasnya sebagai bangsa Indonesia, Bakti Budaya Djarum Foundation membangun sebuah ruang publik yang didedikasikan untuk masyarakat dan dunia seni pertunjukan Indonesia yang dikenal dengan Galeri Indonesia Kaya.
Sejak diresmikan pada 10 Oktober 2013 yang lalu, Galeri Indonesia Kaya telah dikunjungi lebih dari 300.000 penikmat seni dan menyaksikan lebih dari 1.000 pertunjukan yang dipadu dengan konsep kekinian. Selama itu pula, lebih dari 300 pekerja seni terlibat dalam beragam kegiatan seni seperti tarian, teater, monolog, pertunjukan musik, pameran, diskusi, workshop, dan sebagainya yang digelar di ruang publik edutainment seni budaya berbasis digital pertama di Indonesia ini.
“Tidak terasa sudah 3 tahun Galeri Indonesia Kaya hadir di tengah-tengah penikmat seni Indonesia. Ini merupakan prestasi sendiri bagi kami yang mendapat dukungan para pekerja seni, rekan-rekan media juga masyarakat luas yang tidak henti mendukung semangat Cinta Budaya, Cinta Indonesia. Di tahun ketiga ini kami menggelar pameran foto I AM INDONESIAN sebagai bentuk apresiasi dan terima kasih kami kepada para pekerja seni Indonesia yang sudah turut memajukan dan mendekatkan kembali seni pertunjukan budaya di hati masyarakat Indonesia,” ujar Renitasari Adrian, Program Director Bakti Budaya Djarum Foundation dalam syukuran dan pembukaan pameran foto I AM INDONESIAN yang digelar di Grand Indonesia, hari ini.
Dalam pameran foto ini, 100 pekerja seni yang berasal dari berbagai golongan seni yang pernah menampilkan karyanya di Galeri Indonesia Kaya ini menampilkan sisi diri mereka yang berbeda dalam rancangan pakaian warna putih yang menggunakan kain tenun khas Indonesia dengan aneka motif batik yang selaras dengan gaya minimalis modern dari busana siap pakai Oscar Lawalata dan diabadikan melalui bidikan lensa kamera fotografer Glenn Prasetya. Setiap foto merupakan ekspresi kecintaan terhadap seni pertunjukan, disertai dengan kutipan arti panggung dan seni pertunjukan bagi mereka.
I AM INDONESIAN ini merupakan sebuah gerakan sosial yang digagas oleh Oscar Lawalata yang didorong akan kecintaannya terhadap budaya Indonesia. Dengan kreasinya, Oscar mengolah kain tradisional menjadi karya seni dalam potongan fashion modern. Pameran foto I AM INDONESIAN yang dibuka bersamaan dengan ulang tahun Galeri Indonesia Kaya yang ketiga ini akan berlangsung hingga 23 Oktober 2016 di Lobby Shinta dan Plaza Shinta (lantai 3) East Mall Grand Indonesia.
Para pekerja seni yang terlibat dalam pemotretan ini terdiri dari 100 seniman lintas generasi, dan genre mulai dari senior hingga generasi muda. Beberapa nama diantaranya, Addie MS, Yovie Widianto, Agus Noor, Butet Kartaredjasa, Be3, Chelsea Islan, Denny Wirawan, Dewi Lestari, Erwin & Gita Gutawa, Garin Nugroho, Happy Salma, Jay Subiyakto, Joko Anwar, Julie Estelle, Maudy Koesnaedi, Monita Tahalea, Nano & Ratna Riantiarno, Reza Rahadian, Ria Irawan, Sapardi Djoko Damono, Sundari Soekotjo, Sujiwo Tedjo, Titi DJ, Trio Lestari, Titiek Puspa, Wawan Sofwan dan banyak lainnya.
“Selama lebih dari lima belas tahun saya berkarya dalam dunia fashion, saya banyak bertemu dan bertukar cerita dengan para pengrajin kain Indonesia di berbagai daerah. Ternyata ada banyak filosofi, kasih, dan kehangatan dalam selembar kain yang mereka hasilkan dan membuat saya semakin mencintai kain tradisional Indonesia. Dari pengalaman tersebut, saya sadar bahwa Indonesia memiliki keindahan budaya nusantara yang tidak dimiliki bangsa lain dan seharusnya itu menjadi kebanggaan bagi kita. Hal ini mendorong saya untuk mencetuskan sebuah gerakan yang mampu meningkatkan kebanggaan kita sehingga setiap orang akan berkata, ‘I AM INDONESIAN’. Semangat ini sejalan dengan Galeri Indonesia Kaya yang memiliki komitmen dan semangat kebersamaan untuk mengembangkan seni dan budaya Indonesia yang beraneka ragam. Karena itu saya menyambut baik ketika diajak untuk ikut memeriahkan ulang tahun Galeri Indonesia Kaya ketiga ini,” ujar Oscar Lawalata
Galeri Indonesia Kaya juga berkomitmen untuk terus menjadi rumah bagi para pekerja seni lintas generasi dan genre. Ada banyak program yang disiapkan agar masyarakat dapat mengakses konten budaya dengan cara menyenangkan dan tanpa dipungut biaya.
“Di usia yang baru ini, kami ingin lebih merangkul para seniman muda melalui program “Ruang Kreatif” Galeri Indonesia Kaya yang menghadirkan para mentor yang ahli di dunia seni pertunjukan. Di ruang kreatif ini, para seniman muda yang berpotensi bisa belajar lebih banyak untuk mengembangkan gagasan kreatif menjadi sebuah pertunjukan yang menarik dan konsisten menghasilkan karya-karya sehingga ada regenerasi dalam dunia seni pertunjukan Indonesia,” tambah Renitasari.
***
Sekilas Galeri Indonesia Kaya (GIK)
Galeri Indonesia Kaya merupakan ruang publik yang didedikasikan untuk masyarakat dan dunia seni pertunjukan Indonesia sebagai wujud komitmen Bakti Budaya Djarum Foundation untuk terus memperkenalkan dan melestarikan kebudayaan Indonesia khususnya generasi muda agar tidak kehilangan identitasnya sebagai bangsa Indonesia.
Galeri budaya yang berlokasi di West Mall Grand Indonesia Shopping Town lantai 8 ini merupakan yang pertama dan satu-satunya di Indonesia dalam memadukan konsep edukasi dengan digital multimedia untuk memperkenalkan kebudayaan Indonesia, khususnya bagi generasi muda, dengan cara yang menyenangkan, terbuka untuk umum, dan tidak dipungut biaya.
Konsep desain mengangkat ke-khas-an Indonesia dalam kekinian diangkat di dalam interior seperti rotan, motif parang, bunga melati, batok kelapa dan kain batik tulis dari 12 daerah sebagai ornamen. Secara keseluruhan, terdapat 12 aplikasi yang bisa ditemukan di GIK, antara lain: Sapa Indonesia, Video Mapping, Kaca Pintar Indonesia, Jelajah Indonesia, Selaras Pakaian Adat, Melodi Alunan Daerah, Selasar Santai, Ceria Anak Indonesia (Congklak), Layar Telaah Budaya (Surface), Arungi Indonesia, Area Peraga, dan Fantasi Tari Indonesia.
Tempat seluas 635 m² ini juga memiliki auditorium yang didukung fasilitas modern sebagai sarana bagi pelaku seni maupun masyarakat umum untuk menampilkan berbagai kesenian Indonesia dan kegiatan lainnya secara gratis, termasuk pengunjung dan penontonnya. Setiap pelaku seni memiliki kesempatan yang sama untuk menggunakan auditorium, baik untuk latihan maupun pertunjukan.
Untuk dapat menggunakan semua fasilitas tersebut, masyarakat hanya perlu mengirimkan proposal program dan kegiatan kepada tim GIK. Proses kurasi serta pengaturan jadwal pementasan dan promosi ditangani langsung oleh tim internal untuk kemudian dipilihlah program-program yang sesuai dengan konsep GIK.
Mencintai budaya adalah wujud rasa bangga dan cinta kita terhadap Indonesia, karena yang menyatukan bangsa adalah budaya. Cinta Budaya, Cinta Indonesia.