Wayang Orang LPP RRI Surakarta mempersembahkan lakon berjudul "Begawan Kilat Buana" - Indonesia Kaya

Cari dengan kata kunci

Wayang Orang LPP RRI Surakarta mempersembahkan lakon berjudul “Begawan Kilat Buana”

wayang-orang-lpp-rri-surakarta-mempersembahkan-lakon-berjudul-begawan-kilat-buana.jpg

Wayang Orang LPP RRI Surakarta mempersembahkan lakon berjudul “Begawan Kilat Buana”

Wayang Orang LPP RRI Surakarta yang didukung oleh Bakti Budaya Djarum Foundation mempersembahkan pergelaran Wayang Orang ”Njajah Desa Milang Kori” dengan lakon: “BEGAWAN KILAT BUANA” pada tanggal 6 Oktober 2017 pukul 20.00 dalam Rangka Rangkaian Grebeg Lawu Adat Budaya Wahyu Kliyu

Agenda Budaya

Wayang Orang LPP RRI Surakarta yang didukung oleh Bakti Budaya Djarum Foundation mempersembahkan pergelaran Wayang Orang ”Njajah Desa Milang Kori” dengan lakon: “BEGAWAN KILAT BUANA” pada tanggal 6 Oktober 2017 pukul 20.00 dalam Rangka Rangkaian Grebeg Lawu Adat Budaya Wahyu Kliyu di Terminal 2 Depan Polsek Jatipuro Kab. Karanganyar Jawa Tengah.

Lakon ini bercerita tentang seorang Begawan bernama Kilat Buwono. Begawan Kilat Buwono bersama kedua putranya Bomangkoro dan Indra sekti menjadi guru Pandawa dan Kurawa. Begawan Kilat Buwono berharap perang Bharatayuda dapat digagalkan dan tidak terjadi. Namun Prabu Kresna yang berperan sebagai pengasuh Pandawa menyetujui perang Bharatayuda dihentikan dengan syarat Kurawa harus mengembalikan tanah Astina yang telah dicurinya kepada Pandawa. Hal ini menimbulkan murkanya sang Begawan Kilat Buwana dan mengusir Prabu Kresna.

Setelah kejadian itu Kilat Buwana memerintahkan Pandawa dan Kurawa untuk membunuh Prabu Kresna dan Semar sebagai syarat agar perang Bharatayuda dapat dihentikan. Arjuna berhasil membakar Uwak Semar dan membawa abu jenazahnya kenegara Astina. Namun Uwak Semar ternyata tidak mati. Justru berubah wujud menjadi Begawan Cahya buana dan memerintahkan kepada ketiga anaknya Petruk, Bagong, dan Gareng untuk menentang dan membalas perlakuan Begawan Kilat Buwono.

Pandawa akhirnya menyadari kekeliruan mereka dan langsung mencari Prabu Kresna dan mohon maaf atas peristiwa yang telah terjadi. Ternyata Begawan kilat Buwono merupakan penjelmaan dari Batara Guru yang melakukan ini semua untuk menguji kesiapan Bangsa Kuru (Pandawa dan Kurawa) dalam menghadapi perang Bharatayuda.

Semoga kegiatan ini mampu memberikan inspirasi kepada masyarakat terutama generasi muda untuk terus berkarya serta meningkatkan rasa cinta dan kebanggaan sebagai bangsa Indonesia. Mencintai budaya adalah wujud rasa bangga dan cinta kita terhadap Indonesia, karena yang menyatukan bangsa adalah budaya. Cinta Budaya, Cinta Indonesia.

Tagar: