Tengah hari bolong di kota besar seperti Jakarta biasanya adalah waktu yang paling dihindari untuk keluar dari ruangan. Namun, di Maluku khususnya Seram Utara, tengah hari bolong di bawah teriknya matahari adalah waktu terbaik untuk menikmati berbagai atraksi alam di sekitar pesisir dan pulau-pulau. Dalam berbagai paket wisata yang ditawarkan, tengah hari bolong adalah saat yang paling tepat untuk snorkeling atau bersantai dari satu pulau ke pulau lainnya.
Siang hari ini adalah saat dimana saya dan rombongan berkesempatan untuk menikmati indahnya perairan Seram Utara. Dengan menggunakan perahu motor, kami sudah meninggalkan penginapan kami di Sawai sejak pukul 09.00. Setelah di pagi hari kami menyusuri sungai Salawai dan menyaksikan proses pembuatan sagu, kini saatnya kami makan siang di sebuah pulau kecil tak berpenghuni yang dikenal sebagai Pulau Sapulea.
Pemandu kami sudah mengatakan bahwa kami akan makan siang di satu pulau yang bernama Sapulea, ia tidak merinci seperti apa pulau tersebut dan juga tidak menyebutkan apa yang akan kami makan untuk santap siang. Awalnya, kami pikir pulau tersebut sama seperti pulau-pulau lain yang kosong, tidak berpenghuni namun kotor dan banyak sampahnya. Tetapi, setelah kami tiba di pulau tersebut, ternyata semuanya melebihi ekspektasi kami.
Pulau Sapulea hanyalah pulau kecil seluas kira-kira 1000 meter persegi, berbentuk hampir bulat dan untuk mengelilinginya kami hanya butuh waktu sekitar 15 menit saja. Namun, yang membuat Pulau ini menjadi luar biasa adalah kontur permukaan dan kelengkapan ekosistemnya. Pulau Sapulea memiliki pasir putih sehalus tepung, beberapa pepohonan hijau pun tumbuh di wilayah tengah pulau, batuan karang nan indah pun terdapat di sisi lain pulau, dan tentu saja ekosistem karang laut yang indah ada di sekeliling pulau ini. Hal ini menjadi sesuatu yang luar biasa bagi kami, mengingat sangat sulit mendapatkan jenis kontur yang beragam ini di satu wilayah pesisir.
Setelah 30 menit mengeksplorasi Pulau Sapulea, waktu makan siang kami pun tiba. Sang pemandu mengarahkan kami untuk bersantai di tengah pulau yang sangat rindang dengan pepohonan rimbun di sekelilingnya. Sang pemandu beserta juru mudi perahu kami mengeluarkan beberapa plastik berisi ikan segar sambil mengatakan bahwa siang ini Ikan Bakar akan menjadi tema besar makan siang kami. Luar biasa pengalaman ini, makan siang ikan bakar di tengah pulau terpencil tanpa penghuni yang membuat kami seolah menjadi pemilik pulau ini.
Ikan bakar telah matang dan dengan sigap, kami pun langsung menyantap makan siang kami. Tanpa waktu panjang, makanan kami pun ludes bersisa duri ikan saja. Sang pemandu pun menyarankan kami untuk bersantai dulu sebelum melanjutkan perjalanan. Sambil bersantai, kekaguman kami pun semakin lengkap dengan banyaknya kerang kecil yang biasa disebut umang-umang terdapat di seluruh pulau Sapulea. Awalnya, kami hanya melihat beberapa, namun mengikuti pergerakan hewan kecil tersebut, ternyata mereka seperti memiliki kerajaan di Pulau mini ini. Jumlahnya sangat banyak dan tingkah mereka cukup menjadi atraksi menarik bagi istirahat siang kami setelah makan.
Pulau Sapulea kecil namun memiliki pesona yang istimewa bagi saya dan rombongan. Pulau ini seperti pulau-pulau cantik yang biasa saya saksikan di film atau kisah-kisah dalam novel. Saya percaya masih banyak pulau-pulau sejenis yang belum terjamah di perairan Seram Utara. Setelah mengunjungi Pulau Sapulea, rasa kagum saya terhadap kekayaan Indonesia pun semakin mantap bertambah. Tentu saja, keindahan Sapulea hanyalah secuil dari jutaan keindahan lain dari gugusan kepulauan di Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Baca juga: Kisah Tan Bun An yang Melegenda di Pulau Kemaro
[Phosphone/IndonesiaKaya]