Cari dengan kata kunci

DSC05568

Menilik Akulturasi Budaya dari Semangkuk Soto Padang

Jika membahas santapan dengan kuah hangat dan nikmat ala Indonesia, soto tentu tidak boleh ketinggalan. Sebagai daerah beriklim tropis, hampir setiap daerah di Indonesia punya yang namanya soto. Termasuk Tanah […]

Kuliner

Jika membahas santapan dengan kuah hangat dan nikmat ala Indonesia, soto tentu tidak boleh ketinggalan. Sebagai daerah beriklim tropis, hampir setiap daerah di Indonesia punya yang namanya soto. Termasuk Tanah Minang yakni dengan soto padang yang menggugah selera. Soto dengan kuah kaldu sapi yang gurih bercampur dengan 16 lebih bumbu rempah yang berbeda, membuat soto padang memiliki rasa yang unik dan kaya.

Sejarawan Denys Lombard dalam Nusa Jawa: Silang Budaya 2 Jaringan Asia memaparkan jika soto yang awalnya terpengaruh budaya tionghoa lewat sajian sup daging yakni caudo. Para imigran Tionghoa yang tinggal di Pulau Jawa memperkenalkan soto dan akhirnya resep soto menyebar ke penjuru Nusantara. Dalam perkembangannya, soto juga mendapat pengaruh dari budaya India.

Soto padang biasa dinikmati dengan bihun, perkedel kentang, irisan daging sapi yang digoreng kering, membuat siapa saja akan sulit menolak. Akan lebih nikmat, jika ditambahkan dengan taburan sagu merah muda, seledri, bawang merah dan perasan jeruk nipis. Ditemani sepiring nasi hangat dan sambal lado tanak khas Padang, dijamin soto padang akan semakin sedap saat disantap. 

Nah, berbicara kuliner Padang, tentu identik dengan penggunaan santan. Namun tidak untuk soto padang ini. Selain tanpa santan, soto padang juga disajikan agak pedas dan tanpa kecap. Meskipun saat ini, sudah banyak juga penduduk Minang yang menyantap soto padang dengan tambahan kecap dikarenakan pergeseran cita rasa yang terpengaruh oleh wilayah lain, seperti Jawa.

Penikmat soto padang juga tak perlu khawatir irisan daging akan menjadi alot ataupun keras saat dimakan. Sebab pembuatan irisan daging sapi telah melaui tahapan proses, agar daging tetap terasa empuk dan lembut saat dinikmati. Mula-mula irisan daging direbus terlebih dahulu sampai empuk, kemudian daging digoreng hingga mendapatkan tekstur yang renyah.  

Tercatat, ada 75 ragam soto tersebar di 22 daerah Indonesia. Hal ini tak lepas dari sejarah panjang soto yang diduga berasal dari perngaruh sop Tionghoa yang bernama caudo (sop daging).

Baca juga: Sate Padang

Diduga kuat, keberadaan soto padang tidak terlepas dari para pendatang yang datang dari luar Pulau Sumatera. Pengaruh rempah pada bumbu soto juga tidak lepas dari orang-orang India yang datang ke Indonesia untuk berdagang. Sehingga terjadilah akulturasi budaya yang terwujud dalam sajian soto padang.

Meski ada kekhasan sendiri, soto padang punya tempat istimewa bagi para penikmatnya. Kekayaan rasa yang dihadirkan oleh rempah-rempah, gurihnya kuah yang berasal dari rebusan daging sapi, hingga penggunaan daging goreng atau dendeng tidak bisa didapatkan pada soto-soto lainnya.

Informasi Selengkapnya
  • Indonesia Kaya

  • Indonesia Kaya

  • Lombard, D. (2005). Nusa Jawa silang budaya kajian sejarah terpadu: [2] jaringan Asia. Gramedia Pustaka Utama.

This will close in 10 seconds