Cari dengan kata kunci

Cover_Tanjidor.jpg

Tanjidor, Riwayat Musik Eropa yang Melegenda di Jakarta

Kesenian Betawi yang dipengaruhi oleh musik Eropa ini semakin jarang ditemui, hanya terlihat pada hajatan besar warga Betawi di Jakarta.

Kesenian

Kesenian Betawi ini sudah mulai jarang ditemukan, keberadaannya hanya bisa kita lihat pada hajatan-hajatan besar warga Betawi di Jakarta. Inilah tanjidor, kesenian tradisional Betawi yang melibatkan beberapa orang pemain musik untuk memainkannya.

Musik tanjidor mendapatkan pengaruh kuat dari musik Eropa.

Tanjidor pertama kali masuk ke Indonesia pada sekitar abad ke-18 yang saat itu dimainkan untuk mengiringi atau mengarak pengantin. Musik tanjidor sendiri mendapatkan pengaruh kuat dari musik Eropa. Dalam kesenian tanjidor terdapat beberapa alat musik seperti trombon, terompet, klarinet, piston, drum, dan simbal.

Sejarah nama tanjidor berasal dari kata dalam bahasa Portugis tangedor yang memiliki arti alat-alat musik berdawai (stringed instruments). Saat ini, di Portugal sendiri tanjidor masih digunakan untuk mengikuti pawai-pawai keagamaan seperti pesta Santo Gregorius.

Nama tanjidor berasal dari kata Portugis tangedor yang berarti alat musik berdawai.

Di Jakarta, tanjidor biasa dimainkan oleh 7 sampai 10 orang pemain musik. Para pemain tanjidor kebanyakan berasal dari kota-kota di luar Jakarta, seperti di daerah Tangerang, Bekasi, Depok, dan Indramayu. Orkes-orkes tanjidor ini biasa memainkan lagu-lagu antara lain Kramton, Bananas, Cente Manis, Kramat Karem, Merpati Putih, dan Surilang.

Informasi Selengkapnya
  • Elsa Dwi Lestari

  • Indonesia Kaya

This will close in 10 seconds